0

PETUNJUK TEKNIS PW PTAI Se-indonesia X 2011 DI AMBON

Posted by GUDEP 193-194 IMAM BONJOL on 07.02

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

... Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan yang bertujuan untuk mendidik pemuda Indonesia menjadi tenaga penggerak kader pembangunan di segala bidang, bermental tinggi, menjadi insan yang mempunyai moral dan budi pekerti yang luhur serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menggunakan prinsip dasar metodik Kepramukaan.
Gerakan Pramuka memberi kesempatan kepada para Pramuka Penegak dan Pandega untuk membina diri menjadi kader pimpinan, baik di lingkungan Gerakan Pramuka maupun di luar lingkungan Gerakan Pramuka. Salah satu usaha untuk melaksanakan hal tersebut adalah dengan mengadakan kegiatan yang berorientasi pada Karya bakti Pramuka bagi masyarakat. Kondisi Bangsa Indonesia yang sedang membangun tentu akan memerlukan perhatian semua pihak. Gerakan Pramuka membaca, ditengah kondisi seperti saat ini, sudah selayaknya kita memberikan kontribusi dalam porsi tersendiri demi membangun masyarakat. Gerakan Pramuka sebagai learning organization harus berdiri di depan agar menjadi contoh positif bagi seluruh elemen bangsa agar lebih sensitif dalam menyikapi persoalan masyarakat.
Pramuka Perguruan Tinggi sebagai salah satu wadah pembinaan generasi muda memiliki sifat khusus yang berbeda dengan yang lain. Sifat khusus itu antara lain ditunjukan oleh predikat yang dimiliki anggota Gerakan Pramuka di perguruan tinggi yakni mahasiswa, yang nota bene merupakan cendikiawan muda. Tugas yang diemban oleh mahasiswa dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat membutuhkan corak dan bentuk pembinaan yang khusus pula. Karena itu, pembinaan Pramuka Perguruan Tinggi memerlukan pola dan strategi pembinaan yang berbeda dengan anggota pramuka lainnya seperti Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega territorial.
Sebagai salah satu bentuk pembinaan pramuka di perguruan tinggi sekaligus pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa serta pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan untuk mengembangkan catur bina (bina diri, bina satuan, bina masyarakat, dan bina agama) maka dipandang perlu untuk menyelenggarakan Perkemahan Wirakarya yang merupakan salah satu kegiatan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di Perguruan Tinggi dalam bentuk Perkemahan Bakti.
Perkemahan Wirakarya ( PW ) Perguruan Tinggi Agama Islam merupakan agenda dua tahunan bagi Gugusdepan yang berpangkalan di Perguruan Tinggi khususnya yang bernaung di bawah payung Depertemen Agama. Berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Depertemen Agama RI nomor : Dj.I/347/2010, Racana Al Mulk Pangkalan IAIN Ambon telah ditetapkan sebagai Panitia Penyelenggara PW X PTAI se Indonesia tahun 2011.

B. Dasar Penyelenggaraan
1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
3. Keputusan Bersama Menteri Agama Republik Indonesia dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 04 Tahun 1990 dan Nomor 003 Tahun 1990 tentang Kerjasama antara Depertemen Agama RI dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
4. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 022 Tahun 1978 tentang Petunjuk Pelaksanaan Wirakarya Nasional
5. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 080 Tahun 1988 tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
6. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan Pramuka
7. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 086 Tahun 1987 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Gugusdepan yang berpangkalan di Kampus Perguruan Tinggi
8. Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Depertemen Agama RI nomor : Dj.I/347/2010, tentang Penunjukan Racana Al Mulk Pangkalan IAIN Ambon sebagai Panitia Penyelenggara PW X PTAI se Indonesia tahun 2011.
9. Surat Keputusan Rektor Institut Agama Islam Negeri Ambon Nomor : 82 Tahun 2010 tentang Panitia Penyelenggara dan Pelaksana Perkemahan Wirakarya Nasional Gerakan Pramuka Perguruan Tinggi Agama Islam Se Indonesia Tahun 2011.
10. Program Kerja Gugusdepan Al-Mulk Tahun 2011.


C. Tujuan
Memperkokoh persaudaraan, kebersamaan, kepedulian dan keikhlasan berbakti Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega kepada masyarakat, bangsa Negara dan agama melalui kegiatan Pramuka Peduli, Karya Bakti, Kegotong-royongan dan persatuan dikalangan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega serta memberi kepada mereka kegiatan kreatif, rekreatif inovatif dan produktif yang mengarah pada peningkatan kemampuan untuk mandiri dalam kehidupannya sehingga dapat memberikan bantuan untuk kemajuan lingkungannya sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan zaman.

D. Sasaran
1. Meningkatnya Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Menambah Pengetahuan, Pengalaman, dan Ketrampilan Kepramukaan
3. Meningkatkan sikap Patriotisme dan kepedulian terhadap sesama
4. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarkat
5. Sebagai strategi agar peserta dapat saling kenal mengenal, tukar menukar pendapat, mempertimbangkan gagasan serta pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang efektif
6. Dapat mengetahui adat astiadat dan budaya setiap daerah
7. Memiliki ketrampilan, membina generasi muda yang tangguh dan mandiri
8. Membangun monumental sebagai kenangan indah oleh peserta dalam pelaksanaan PW X PTAI se Indonesia

E. Ruang Lingkup Petunjuk Pelaksanaan
Sistematika Petunjuk Pelaksanaan meliputi :
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Penyelenggaraan
BAB III : Organisasi Penyelenggara
BAB IV : Kegiatan
BAB V : Perkemahan
BAB VI : Peserta
BAB VII : Admnistrasi
BAB VIII : Sarana Prasarana
BAB IX : Pengawasan, dan Evaluasi
BAB X : Penutup

BAB II
PENYELENGGARAAN

A. Nama Kegiatan
Perkemahan Wirakarya X Perguruan Tinggi Agama Islam se Indonesia Tahun 2011, selanjutnya disingkat PW X PTAI se Indonesia 2011.

B. Waktu Pelaksanaan
PW X PTAI se Indonesia 2011 diselenggarakan pada tanggal 20 – 30 Oktober 2011

C. Tempat
Bumi Perkemahan Pramuka Al-Mulk (Kampus Hijau IAIN Ambon)

D. Tema
“ REAKTUALISASI NILAI-NILAI SATYA DAN DHARMA BERKARYA NYATA MEMBANGUN BANGSA DAN NEGARA ”
E. Motto
“ Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan”

F. TEKAD
“ Ikhlas Bakti, Bina Insani, Abdi Islami “

G. Rencana Anggaran
Anggaran PW X PTAI se Indonesia diperoleh secara gotong-royong dari :

1. DIPA Depertemen Agama RI Tahun 2011
2. Pemerintah Daerah Provinsi Maluku
3. DIPA IAIN Ambon Tahun 2011
4. Iuran Peserta
5. Sponsor dan usaha lain yang tidak bertentangan dengan UU dan AD/ART Gerakan Pramuka

H. Tahapan Penyelenggaraan
1. Tahap Persiapan
a. Pembentukkan kelompok kerja persiapan
b. Penyusunan pedoman umum
c. Penentuan lokasi PW X PTAI se Indonesia 2011
d. Publikasi
e. Penyusunan dan sosialisasi Petunjuk Pelaksanaan PW X PTAI se Indonesia 2011
f. Pembentukan Panitia Penyelenggara
g. Pencairan Dana
h. Penyusunan dan sosialisasi Petunjuk Teknis PW X PTAI se Indonesia 2011
i. Pembentukan Panitia Pelaksana
j. Persiapan dukungan logistik
k. Penerimaan pendaftaran

2. Tahap Pelaksanaan
a. Daftar Ulang Peserta dan Penyerahan persyaratan administrasi
b. Persiapan dan Penataan pelaksanaan dan aparat perkemahan PW X PTAI se Indonesia 2011
c. Pengawasan dan Penelitian kegiatan

3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
b. Penyususnan Laporan

BAB III
ORGANISASI PENYELENGGARA

Organisasi Penyelenggara PW X PTAI se Indonesia 2011 terdiri dari :

A. Kelompok Kerja
Kelompok kerja adalah wadah yang dibentuk untuk mempersiapkan secara konsepsional maupun teknis pelaksanaan PW X PTAI se Indonesia 2011, Kelompok kerja bertugas :
1. Menyusun Pedoman Umum
2. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan
3. Menyusun Petunjuk Teknis
4. Menyusun Panitia Penyelenggara
5. Menyusun Panitia Pelaksana

B. Panitia Penyelenggara
1. Panitia Penyelenggara dibentuk untuk mendukung pelaksanaan PW X PTAI se Indonesia 2011
2. Keanggotaan, tugas, wewenang dan tanggungjawab Panitia Penyelenggara disesuaikan dengan tugas dan fungsi lembaga, badan dan instansi yang diwakilinya, serta diselaraskan dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan PW X PTAI se Indonesia 2011.

C. Panitia Pelaksana
1. Panitia Pelaksana dibentuk untuk melaksanakan PW X PTAI se Indonesia 2011
2. Personil Panita Pelaksana terdiri atas Dewan Kerja Daerah Maluku, Dewan Kerja Cabang Kota Ambon, Dewan Racana Al-Mulk dan Anggota Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam jajaran Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Maluku.








BAB IV
KEGIATAN

A. Latar Belakang
Secara keseluruhan kegiatan yang dikembangkan dalam PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011 dititikberatkan kepada bidang-bidang pengembangan diri Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega terdiri atas bidang mental, fisik, intelektual, spiritual dan sosial sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.
PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011 juga dimaksudkan sebagai wadah pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam mengaktualisasikan dan mengekspresikan potensi-potensi individu maupun kelompok dalam meningkatkan kualitas menuju kemandirian serta mendedikasikan Bakti Nyata Pramuka T/D bagi Masyarakat yang merupakan pelaksanaan dan pengamalan Tri Satya yakni ikut serta membangun masyarakat sekaligus pengamalan Tri Darma Perguruan Tinggi berupa Pengabdian kepada masyarakat.

B. Arah Kegiatan
Kegiatan Perkemahan Wirakarya X PTAI se Indonesia Tahun 2011 mengarah pada tujuan Gerakan Pramuka , melalui :
1. Pembinaan mental dan spiritual
2. Kesamaptaan jasmani
3. Wawasan kebangsan, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Persaudaraan, Kerukunan, Kepedulian, dan Kreativitas
5. Peningkatan Ketrampilan
6. Aksi kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan

C. Sifat Kegiatan
1. Edukatif
2. Produktif
3. Kreatif
4. Rekreatif
5. Inovatif

D. Metode Kegiatan
1. Aksi
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Demonstrasi
5. Simulasi
6. Seminar dan lokakarya
7. Prestasi

E. Startegi Kegiatan
1. Aktivitas di dalam Perkemahan = 40 %
2. Aktivitas di luar Perkemahan = 60 %


F. Jenis Kegiatan
1. Kegiatan Umum
a. Kegiatan Keagamaan
b. Upacara dan Apel
c. Olah Raga

2. Pengembangan Wawasan
a. Pengetahuan Web Desain
b. Pengetahuan Jurnalistik
c. Pengetahuan Protokoler
d. Pengetahuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
e. Pengetahuan Fotografi
f. Pengetahuan Perbankan syari’ah
g. Pengetahuan Sastra dan Adat Budaya Maluku
h. Pengetahuan Wirausaha
i. Pengetahuan Kesakaan
j. Pengetahuan Tagana
k. Pengetahuan Sar Laut
l. Pengetahuan HIV/AIDS
m. Pengetahuan Narkoba
n. Jumpa UKM IAIN Ambon
o. Demostrasi aksi kekerasan
p. Pelatihan Ketrampilan Penyemaian tanaman pala dan cengkih
q. Pelatihan Ketrampilan bibit salak dan gandaria
r. Pelatihan Pembuatan minyak kayu putih
s. Pelatihan pembuatan makanan dari rumput laut
t. Pelatihan pembuatan sagu gula
u. Pelatihan dan pengembangan usaha
v. Pelatihan keterampilan usaha produktif hiasan dari kerang mutiara

3. Kegiatan Bakti
a. Bakti Fisik
1) Bersih sarana umum bersma TNI/POLRI
2) Perbaikan sarana ibadah
3) Pembersihan Pantai
4) Penghijauan / penanaman hutan lindung
5) Pembuatan Bak Sampah

b. Bakti Non Fisik
1) Kunjungan ke Pantai Asuhan
2) Kunjungan ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
3) Kunjungan ke Pondok Pesantren
4) Penyuluhan Kesehatan
5) Khitanan Masal
6) Pengobatan Gratis dan Donor Darah
7) Pelatihan Perawatan Jenazah
8) Deklarasi Anti Kekarasan

4. Kegiatan Wisata
a. Wisata Bahari
b. Wisata Pendidikan
c. Wisata sejarah dan budaya
d. Wisata Kerajinan

5. Kegiatan Persaudaraan dan Seni Budaya
a. Permainan Tradisional
b. Pentas Seni dan budaya daerah
c. Pemutaran Film
d. Api Unggun
e. Malam Bhineka Tunggal Ika
f. Karnaval
g. Demo Masakan Tradisional
h. Anjangsana
i. Jumpa Tokoh dan dialog budaya
j. Kunjungan Centra Kerajinan
k. Malam seputar Maluku

6. Kegiatan Khusus (Ketua Dewan Racana, Binadamping dan Pinkon)
a. Open House Gubernur Maluku
b. Open House DPRD Maluku
c. Open House Kanwil Departemen Agama
d. Open House Walikota Ambon
e. Open House Kapolda Maluku
f. Open House Pangdam XVI Pattimura
g. Open House Rektor IAIN Ambon
h. Seminar Nasional
i. Workshop Pela Gandong
j. Jumpa Civitas Akademika

7. Kegiatan Prestasi
Pangkalan SMA / MA se Provinsi Maluku
a. Lomba Cerdas Tangkas Pramuka ( LCTP )
b. Lomba Teknologi Tepat Guna ( LTTG )
c. Permainan Tradisional
d. Senam Pramuka
e. Futsal ( Peserta Putera )
f. Volly Ball ( Peserta Puteri )
g. Aka Pela

Pangkalan Racana Perguruan Tinggi se Indonesia
a. Lomba Karya Tulis Ilmiah
b. Hafalan Al-Qur’an 5 Juz
c. Kaligrafi
d. Qasidah
e. MTQ
f. Pidato dalam tiga bahasa ( Arab, Inggris, Indonesia )
g. Wolk Claimbing

G. Pelaksanaan Kegiatan
Pada umumnya, kegiatan selama Perkemahan Wirakarya X PTAI se Indonesia Tahun 2011 diselenggarakan dengan pola pergerakan yang didasarkan pada jumlah peserta, jumlah kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan. Pola pergerakan yang digunkanan dijabarkan dalam bentuk rumus pergerakan peserta yang akan dijabarkan dalam Petunjuk Teknis.
Masing-masing peserta akan mendapatkan jenis kegiatan yang berbeda setiap harinya. Dalam penjatahan kegiatan, masing-masing peserta akan mendapatkan :
1. Satu jenis kegiatan bakti fisik
2. Satu jenis kegiatan bakti non fisik
3. Satu jenis kegiatan wisata
4. Satu jenis kegiatan korve/piket
5. Giat umum, seni budaya, giat khusus dan kegiatan lainnya.

Seorang anggota sangga akan mendapatkan paket kegiatan sesuai dengan urutannya dalam sangganya, dan tidak dibolehkan berubah selama pelaksanaan kegiatan.

H. Tanda Ikut Serta Kerja Bakti / Gotong Royong ( TIGOR )
1. Tigor adalah bentuk penghargaan yang diberikan oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka kepada Peserta PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011
2. Bentuk, pemakaian dan tata cara memperoleh Tigor diatur dalam Petunjuk Teknis
3. Tigor akan diberikan kepada peserta yang telah mengikuti sekurang-kurangnya 80% kegiatan.
4. Bentuk dan Ukuran Tigor : Ukuran Persegi 2x3 CM

BAB V
PERKEMAHAN

A. Kehidupan Perkemahan
Tatanan pemerintahan sebagai landasan kehidupan peserta Perkemahan Wirakarya X PTAI se Indonesia Tahun 2011, diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang harmonis selama pelaksanaan kegiatan. Tata kehidupan perkemahan dituangkan dalam satu sistem pemerintahan seperti layaknya kehidupan masyarakat di Ambon.

Warga Perkemahan Wirakarya X PTAI se Indonesia Tahun 2011 diibaratkan penduduk sebagai UPU LATU yang seluruh pola kehidupanya disesuaikan dengan aspirasi warganya. dikelola oleh RAJA perkemahan dibantu oleh para aparat pemerintahan mulai tingkat LATUPATI hingga ke tingkat SOA dan selalu berkoordinasi dengan Panitia pelaksana

B. Areal Perkemahan
Warga Perkemahan Wirakarya PTAI se Indonesia Tahun 2011, menempati areal perkemahan yang sudah ditentukan oleh Panitia.

Dalam rangka menunjang aktivitas pelaksanaan tugas-tugasnya selama kegiatan berlangsung, Pinkonda dan Bindamping bertempat tinggal di tempat Khusus yang telah disediakan Panitia

C. Pemukiman Peserta
1. UPULATU (kabupaten)
a. Upulatu dipimpin oleh seorang Raja Perkemahan
b. Warga perkemahan bermukim dalam 1 (satu) wilayah UPULATU yang dinamakan “Siwalima”
c. UPULATU dibagi menjadi 2 (dua) wilayah LATUPATI yaitu Latupati Putra :
“ Patasiwa” dan Latupati Putri : “Patalima”

2. LATUPATI (kecamatan)
a. Latupati dipimpin oleh seorang Kapitan, dibantu oleh seorang Sekretaris Latupati dan seorang Staf Latupati
b. Masing-masing Latupati membawahi 3 (tiga) Saniri

3. SANIRI (kelurahan)
a. Saniri di pimpin oleh seorang Kewang, dibantu oleh seorang sekretaris kewang dan beberapa staf.
b. Latupati Patasiwa dibagai menjadi 2 (dua) Saniri, Yaitu :
Saniri 1 : Saniri Telukabessy
Saniri 2 : Saniri Said Parintah
c. Latupati Patalima dibagi menjadi 2 (dua) Saniri, yaitu :
Saniri 1 : Martha Christina
Saniri 2 : Martha Alfons
d. Masing-masing Saniri membawahi 2 (dua) Soa

4. SOA (RW)
a. Soa dipimpin oleh seorang Kepala Soa, dan dibantu oleh seorang staf Soa.
b. Masing-masing soa membawahi 2 (dua) Dusun

5. DUSUN (RT)
a. Dusun dipimpin oleh seorang yang dipilih diantara masing-masing pimpinan umpi yang berada pada dusun tersebut
b. Masing-masing Dusun membawahi 5-6 Umpi

6. UMPI
a. Umpi dipimpin oleh seorang Ketua Sangga / Reka
b. Umpi adalah satuan terkecil peserta PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011 yang terdiri dari 8 orang Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang merupakan utusan dari setiap daerah

D. Tata Adat
1. Umum
a. Perkemahan Wirakarya X PTAI se Indonesia Tahun 2011 adalah pertemuan besar dua tahunan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega PTAI se Indonesia yang norma-norma pelaksanaannya dikembangkan atas dasar Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
b. Berdasarkan latar belakang budaya yang berbeda, maka dibuatlah norma-norma yang akan menjiwai tata aturan kehidupan keseharian dan aturan yang diperlukan dalam penyelenggaraan Perkemahan Wirakarya X PTAI se Indonesia

2. Dewan adat
a. Dewan Adat memiliki tugas dan wewenang untuk memutuskan sangsi atas berbagai jenis pelanggaran yang dilakukan oleh warga perkemahan selama mengikuti Perkemahan Wirakarya X PTAI se Indonesia Tahun 2011
b. Dewan Adat dipimpin oleh seorang Pemangku Adat Tinggi dijabat oleh Ketua Dewan Racana Al-Mulk
c. Dewan Adat Agung dipimpin oleh Ketua Dewan Kerja Nasional Gerakan Pramuka
d. Dewan Adat beranggotakan para pemangku adat yang berasal dari Pengurus Racana Al-Mulk dan Dewan Racana PTAI se Indonesia yang bertugas sebagai Waslitev



BAB VI
PESERTA

A. Umum
Peserta Perkemahan Wirakarya X PTAI se Indonesia Tahun 2011 terdiri dari :
1. Anggota Racana PTAI se Indonesia
2. Anggota Racana Perguruan Tinggi se Maluku
3. Anggota Penegak Madrasah Aliyah se Maluku
4. Pembina Pendamping Pramuka Pandega PTAI se-Indonesia yang aktf di gugusdepan
5. Pembina Kontingen yang ditugaskan oleh ketuaMajelis Pembimbing Gugus Depan
6. Pembina Pendamping Madrasah Aliyah se Maluku
7. Pembina Pendamping Racana Perguruan Tinggi se Maluku
8. Utusan Anggota Penegak dan Pandega Kawrcab se-Maluku
9. Pembina pendamping Pramuka Kwarcab se Maluku
10. Peserta peninjau
11. Tim Waslitev yang ditugaskan untuk mengawasi mengkoodinir mengevaluai kegiatan PW
12. Panitia Penyelenggara/Pelaksana lokal dan pusat

B. Peserta
1. Peserta
Peserta PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011, terdiri atas :
a. Peserta
Setiap Racana berhak mengirimkan 16 orang yang terdiri dari 8 ( delapan ) orang putera dan 8 ( delapan ) orang puteri.
b. Ketua Dewan Racana Putera dan Ketua Dewan Racana Puteri

2. Persyaratan Peserta
a. Umum
6) Aktif di gugusdepannya
7) Memiliki syarat kecakapan umum minimal Penegak atau Pandega
8) Berusia 16-25 Tahun
9) Mempunyai semangat dan berdisiplin tinggi
10) Sehat jasmani dan rohani
11) Sanggup menjaga keterttiban, keamanan, persatuan, dan kesatuan bangsa
12) Sanggup mematuhi Tata Tertib / Adat PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011

b. Khusus
1) Setiap PTAI diwajibkan membawa bibit tanaman khas daerah masing-masing
2) Setiap PTAI membawa Pakian bekas layak pakai yang akan disumbangkan kepada Panti Asuhan / Pondok Pesantren yang dikunjungi.

c. Administrasi
1) Membawa Surat Rekomendasi dari Ketua Kwartir Cabang setempat
2) Membawa Surat Tugas dari Rektor / Ketua PTAI masing-masing
3) Membawa KTA
4) Membawa kartu asuransi kecelakaan diri
5) Membawa surat keterangan sehat dari dokter
6) Menyerahkan pas photo 3x4 cm sebanyak 2 lembar (berwarna dan berpakaian pramuka lengkap)
7) Mengisi formulir pendaftaran
8) Membayar Camp fee sebesar Rp 350.000,-/orang dengan fasilitas :
a) ID Card
b) Administrasi + Piagam Peghargaan
c) Topi dan Kaos Kegiatan
d) Wisata Pendidikan
e) Wisata Religius
f) Wisata Alam

d. Perkemahan
1) Membawa perlengkapan perkemahan ( tenda, tali, stok, tikar, dll ), panitia tidak menyediakan pinjaman/sewaan tenda.
2) Membawa perlengkapan kegiatan lapangan ( kantong tidur, matras, pakaian tahan dingin, jas hujan, dll )
3) Membawa obat-obatan pribadi yang diperlukan dan Perlengkapan P3K
4) Membawa perlengkapan kesenian daerah yang akan ditampilkan pada pentas budaya
5) Membawa perlengkapan bakti (cangkul, sekop, golok, sabit, linggis, sapu lidi, martil, gergaji )
6) Membawa perlengkapan memasak
7) Membawa perlengkapan pribadi
8) Peserta diwajibkan membawa radio FM
9) Menyiapkan Gapura/Gerbang pintu masuk tenda masing-masing
10) Membawa bendera Cikal dan Boyscout dan bendera Perguruan Tinggi masing-masing

C. Pimpinan Kontingen Daerah (Pinkonda)
1. Pimpinan Kontingen adalah Orang Dewasa yang ditugaskan oleh Rektor / Ketua Perguruan Tinggi masing-masing selaku Ketua Mabigus.
2. Persyaratan Pinkonda
a. Pembantu Rektor III / Pembantu Ketua III
b. Membawa Mandat dariRektor / Ketua Perguruan Tinggi selaku Ketua Mabigus
c. Menyerahkan pas photo 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar ( berwarna dan berpakaian pramuka lengkap )
d. Membawa kartu asuransi kecelakaan diri
e. Membawa surat keterangan sehat dari dokter
f. Membayar biaya camp fee sebesar Rp. 975.000,-/orang dengan fasilitas :
1) Administrasi + Piagam Penghargaan
2) Id Card
3) Topi dan Kaos Bakti
4) Wisata Pendidikan
5) Wisata Religius
6) Wisata Alam
7) Wisata Bahari
8) Konsumsi dan Akomodasi selama kegiatan
g. Membawa perlengkapan pribadi lainnya yang diperlukan

D. Pembina Pendamping (Bindamping)
1. Komposisi dan Jumlah
Pembina Pendamping peserta terdiri atas :
a. 1 orang Pembina pendamping putera
b. 1 orang Pembina pendamping puteri

2. Persyaratan Pembina Pendamping
a. Pembina Gudep Putera dan Puteri
b. Membawa Kartu Asuransi Kecelakaan Diri
c. Membawa surat keterangan sehat dari dokter
d. Menyerakan Surat Mandat dari Kamabigus
e. Menyerahkan pas photo 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar ( berwarna dan berpakian pramuka lengkap )
f. Membayar biaya camp fee sebesar Rp. 775.000,-/orang, dengan fasilitas :
1) Id Card + Piagam Penghargaan
2) Topi dan Kaos Bhakti
3) Wisata Pendidikan
4) Wisata Religius
5) Wisata Alam
6) Wisata Bahari
7) Konsumsi dan Akomodasi selama kegiatan
g. Membawa perlengkapan pribadi lainnya yang diperlukan.

E. Perkiraan Jumlah Warga Perkemahan

No Utusan Jumlah Peserta Total
Putera Puteri
1 6 UIN se Indonesia 48 48 96
2 40 IAIN/STAIN se Indonesia 320 320 640
3 10 PTAI se Indonesia 80 80 160
4 8 Universitas di Maluku 64 64 128
5 8 MAN se Prov. Maluku 64 64 128
6 11 Kwarcab se Maluku 88 88 176
7 Pembina Pendamping 83 83 166
8 Pimpinan Kontingen - - 83
9 Panitia dan Sangga Kerja - - 300
JUMLAH 1877

Jumlah keseluruhan warga perkemahan : 1.877 Orang
BAB VII
ADMINISTRASI

A. Umum
Penyelenggaraan administrasi dalam Perkemahan Wirakarya X PTAI se Indonesia Tahun 2011, secara umum meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi/pelaporan. Kegiatan administrasi ini berkaitan dengan pendaftaran, penyelesaian administrasi peserta, pinkonda dan bindamping, penyedia kebutuhan administrasi bagi semua unsur yang terlibat.

B. Sistem Pelayanan Administrasi
1. Pelayanan Administrasi
Pelayanan administrasi ditujukan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Perkemahan Wirakarya X PTAI se Indoesia Tahun 2011, dibidang administrasi, meliputi :
a. Peserta, Pinkonda dan Bindamping
b. Panitia Penyelenggara, dan Panitia Pelaksana.

2. Kodefikasi Administrasi
Kodefikasi administrasi ini disusun berdasarkan pengelompokan semua unsur yang terlibat dalam kegiatan PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011 yang meliputi :
Kode A1 Biodata Peserta
Kode A2 Biodata Ketua Dewan Racana untuk Panitia Penyelenggara
Kode A3 Binadamping
Kode A4 Pimpinan Kontingen
Kode B1 Kesedian Perguruan Tinggi / Gugusdepan
Kode B2 Daftar Nama Kontingen, Peserta, Bindamping, dan Pinkon
Kode P Panitia Penyelenggara
Kode S Sangga Kerja
Kode C1 Konsultan
3. Tanda-tanda Pengenal
Tanda Pengenal akan diatur dalam Petunjuk Teknis PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011

C. Mekanisme Pendaftaran
1. Umum
a. Pendaftaran Tahap Pertama dapat dilakukan sejak diterimanya Edaran dan Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011 dan pendaftaran tahap pertama diterima Panitia Penyelenggara paling lambat tanggal i5 Juli 2011

Pada pendaftaran tahap pertama, masing-masing kontingen / gugusdepan mengirimkan :
Formulir B1 tentang Kesediaan mengikuti kegiatan PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011. Formulir tersebut dikirik/diserahkan kepada Panitia Pelaksana PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011 dengan alamat : Kampus IAIN Ambon Jalan DR. H. Tarmizi Taher Kebun Cengkeh Batu Merah Atas. Telp (0911) 344816 / Fax : (0911) 344315


b. Pendaftaran tahap kedua
Pada tahap kedua gugusdepan mengirim penyelesaian administrasi pendaftaran/keuangan peserta dengan mentransfer pendaftaran Kontingen kepada Panitia PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011 melalui :
Rekening Panitia Kegiatan PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011
Nomor Rekening……………..???
A.n ……………………
Pendaftaran tahap kedua paling lambat 15 September 2011

c. Pendaftaran tahap ketiga, dilaksanakan pada saat peserta tiba di Bumi Perkemahan Al-Mulk Kampus IAIN Ambon Jln. Dr Tarmizi Taher Kebun Cengkih Batu Merah Atas Kec. Sirimau Kota Ambon.
1) Pendaftaran Ulang di sekretariat Panitia PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011, dilakukan oleh Ketua Dewan Racana masing-masing .
Ketua Dewan Racana akan :
a) Menyerahkan
(1) Form Biodata peserta, Pembina Pendamping, Pimpinan Kontingen dan blangko pendaftaran kontingen ( yang dijilid maupun soft copy / CD )
(2) Foto copy rekening / resi pembayaran camp fee
(3) Bibit Pohon / Tanaman asal daerah masing-masing

b) Menerima
(1) Kelengkapan peserta
(2) Kelengkapan kontingen
(3) Administrasi kegiatan peserta

c) Menjalani pemeriksaan ulang seluruh administrasi dan kebutuhan peserta dan kontingen.

2) Kendaraan operasional peserta hanya boleh mengantar sampai pintu masuk Bumi Perkemahan Al-Mulk, selanjutnya kontingen akan berjalan kaki menuju tapak tenda didampingi oleh panitia sampai di tempat perkemahan.

D. Administrasi Pendaftaran
1. Panitia Pelaksana PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011 tidak akan menerima pendaftaran kecuali melalui kontingen ( Ketua Racana, Binadamping atau Pinkon ) dengan menggunakan form-form yang telah ditentukan.
2. Semua rombongan yang berasal dari kontingen terdaftar dibagian sekretariat pendaftaran dan memiliki legalitas berada di Bumi Perkemahan atau di tenda peserta.
3. Penyelesaian administrasi pendaftaran yang berkaitan dengan keuangan dilaksanakan melalui Bank.
4. Hak-hak peserta berupa perlengkapan peserta dan lain-lain diserahkan melalui Ketua Racana.
BAB VIII
SARANA PRASARANA

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Perkemahan Wirakarya X PTAI se Indonesia Tahun 2011, diupayakan menyediakan kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut :

A. Fasilitas Tempat dan Ruangan
1. Areal perkemahan yang menampung ± 2000 orang
2. Sekretariat Panitia Pelaksana dan Pusat Informasi kegiatan*
3. Panggung Utama
4. Sekretariat aparat pemerintahan
5. Lapangan Utama, Lapangan Kelurahan
6. Sekretariat Kegiatan
7. Lapangan Perkir
8. Dapur umum dan ruang makan
9. Stasiun radio komunikasi
10. Wartel, bank, dan kantor pos
11. Posko Kesehatan
12. MCK dan Kamar mandi
13. Pasar kedai dan anjungan pameran

B. Fasilitas Pelayanan
1. Kesehatan dan sanitasi lingkungan
2. Listrik dan Penerangan
3. MCK dan air Bersih
4. Transportasi
5. Perbengkelan dan peralatan kegiatan
6. konsumsi
7. Keamanan dan ketertiban

C. Pengertian dan Ketentuan
1. Pasar
a. Pasar akan disediakan Panitia Pelaksana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari peserta.
b. Pasar diisi oleh badan usaha, instansi, swasta dan masyarakat yang berminat.
c. Jenis barang yang boleh dijual di pasar :
1) Bahan kebutuhan pokok dan sayur mayur (sembako)
2) Dilarang menjual cenderamata PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011

2. Kedai
a. Kedai diisi oleh badan usaha, instansi, swasta dan masyarakat yang berminat
b. Jenis barang yang boleh dijual di kedai antara lain :
1) Cenderamatan PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011
2) Barang-barang lain di luar bahan makanan dan minuman serta Sembilan bahan pokok.


3. Kantin
a. Kantin diisi oleh badan usaha, instansi kwartir dan perorangan yang berminat untuk menjual produk makanan dan minuman
b. Jenis barang yang boleh diperjual belikan di kantin PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011 hanya produk makanan dan minuman saja. Selain makanan dan minuman dilarang.

4. Pameran
a. Pameran merupakan arena promosi daerah (Kwartir Daerah), promosi kegiatan dan program kegiatan lembaga pemerintah, LSM dan Swasta lainnya.
b. Setiap hari akan ada kunjungan ke tiap anjungan pameran oleh peserta berdasarkan rotasi masing-masing peserta
c. Kegiatan mengunjungi anjungan pameran termasuk asperk penilaian aktivitas pergerakan peserta untuk mendapatkan TIGOR.

5. Konsumsi
a. Peserta
1) Bagi para peserta akan diberikan natura.
2) Peserta yang sedang mengikuti kegiatan di luar bumi perkemahan akan di sediakan makanan siap santap. Diharapkan peserta dapat membawa perbekalan tambahan yang dapat dibeli di pasar PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011 atau yang dibawa peserta dari daerah aslanya

b. Binadamping, pimpinan kontingen dan panitia disediakan makanan di Dapur Umum berupa makanan siap santap dengan menu yang disusun oleh Panitia Pelaksana

6. Angkutan
a. Angkutan antar Jemput
1) Panitia PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011 hanya menyediakan kendaraan antar jemput dari dan ke bandara/pelabuhan/terminal menuju Kampus IAIN Ambon. Disamping itu tiap-tiap Gugusdepan diharapkan dapat mempersiapkan sendiri angkutannya
2) Informasi tentang angkutan akan diberikan ke masing-masing daerah.

b. Angkutan kegiatan peserta
1) Transportasi kegiatan di luar Bumi Perkemahan menggunakan kendaraan yang disediakan oleh panitia
2) Transportasi kegiatan dalam Buper dengan jalan kaki

7. Komunikasi
a. Panitia Pelaksana PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011 akan menyelenggarakan kerjasama dengan stasiun radio milik pemerintah dan swasta dalam menginformasikan kegiatan-kegiatan melalui gelombang radio FM selama PW X PTAI se Indonesia Tahun 2011 berlangsung
b. Panitia Pelaksana akan mengatur alokasi callsign bagi Panitia Pelaksana, Penyelenggara, Pendukung serta pihak lain yang menggunakan perangkat komunikasi Handy Talky (HT).
c. Setiap hari Pinkon, Binadamping, dan Ketua Dewan Racana diupayakan mendapatkan Koran yang berisi liputan kegiatan selama PW X PTAI se Indonesia.

8. Hal-hal lain yang belum tercantum di sini, akan diatur dalam Petunjuk Teknis.
BAB IX
PENGAWASAN, PENELITIAN DAN EVALUASI

A. Umum
Untuk kelancaran tugas dan kegiatan yang dilaksanakan, panitia pelaksana membentuk tim pengawasan, penelitian dan evaluasi yang disingkat dengan WASLITEV. Tim Waslitev melakukan pengawasan, penelitian dan evaluasi hal-hal sebagai berikut :
1. Kelancaran dan kesuksesan penyelenggaraan kegiatan
2. Kekurangan, hambatan, dan tantangan dalam pelaksanaan kegiatan untuk kepentingan pengembangan dan perbaikan pada kegiatan-kegiatan mendatang
3. Disiplin dan aktifitas baik peserta, maupun penyelenggara

B. Lain-lain
Ketentuan lain-lain mengenai tim waslitev akan ditetapkan kemudian dalam petunjuk teknis waslitev.


BAB X
PENUTUP

Demikianlah Petunjuk Pelaksanaan kegiatan Perkemahan Wirakarya X PTAI se Indonesia Tahun 2011, dibuat sebagai pedoman dan acuan dalam menentukan kebijakan-kebijakan selanjutnya. Kiranya menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mensukseskan kegiatan ini. Bantuan dan dukungan dari seluruh pihak sangat diharapkan demi suksesnya penyelenggaraan kegiatan nanti.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati dan meridhoi amal usaha serta langkah-langkah kita,


Ambon, …………………… 2011

Rektor IAIN Ambon selaku
Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan
Al MULK, IAIN Ambon



Prof. Dr. H. Dedi Djubaedi, M.Ag
NIP :

0

Mengenal Berbagai Macam Kemah Pramuka

Posted by GUDEP 193-194 IMAM BONJOL on 06.54



LATIHAN dan pendidikan yang diberikan kepada pramuka berbeda untuk setiap tingkatan anggotanya. Anggota muda (siaga, penggalang, penegak, dan pandega) mempunyai berbagai pertemuan atau kegiatan masing-masing dengan istilah kegiatan masing-masing pula.
Seperti dikutip situs resmi Pramuka Indonesia, pramuka.or.id, golongan siaga sebagai anggota paling muda mempunyai ajang pertemuan dan latihan yang disebut pesta siaga. Dalam kegiatan gabungan antaranggota pramuka siaga ini diisi dengan permainan bersama antara lain mencari jejak, bermain puzzle, permainan kim, dan sebagainya. Ada pula pameran siaga yang bertujuan memamerkan hasil karya anggota siaga dan pasar siaga (bazar) yaitu simulasi kegiatan jual beli seperti di pasar. Sering pula diadakan darmawisata, pentas seni budaya, karnaval, dan perkemahan sehari (persari).
Untuk golongan penggalang dikenal istilah jambore, pertemuan pramuka penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir gerakan pramuka, seperti jambore ranting (tingkat kecamatan), jambore cabang tingkat kota/kabupaten), jambore daerah (tingkat provinsi), jambore nasional (tingkat nasional).
Juga dikenal kegiatan lomba tingkat (LT), berupa lomba kegiatan kepramukaan. Lomba tingkat dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari tingkat gugus depan (LT I), ranting (LT II), cabang (LT III), daerah (LT IV), dan nasional (LT V). Selain itu, dalam golongan penggalang dikenal juga gladian pimpinan regu (dianpinru), yang bertujuan memberikan pengetahuan dan pengalaman di bidang manajerial dan kepemimpinan bagi pemimpin regu utama (pratama), pemimpin regu (pinru), dan wakil pemimpin regu (wapinru).
Penggalang juga mengenal kegiatan penjelajahan (wide game), biasanya diisi dengan mencari jejak (orienteering) menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi, dan dibagi dalam pos-pos. Dari pos ke pos, setiap anggota atau kelompok biasanya diuji keterampilan kepramukaan seperti morse, semafor, sandi, tali-temali, dan sebagainya. Secara reguler, untuk mengevaluasi hasil latihan di gugus depan, biasanya golongan penggalang melakukan perkemahan dalam bentuk persami (perkemahan Sabtu Minggu), perjusami (perkemahan Jumat Sabtu Minggu), perkemahan liburan, dan sejenisnya.
Sementara itu, bagi golongan penegak dan pandega, dikenal istilah raimuna yang merupakan pertemuan dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti raimuna ranting, raimuna cabang, raimuna daerah, raimuna nasional. Sedangkan gladian pimpinan satuan (dianpinsat) dikhususkan bagi pemimpin sangga utama, pemimpin sangga, dan wakil pemimpin sangga dan pengurus dewan ambalan/racana, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan.
Bentuk perkemahan pramuka penegak dan pandega pun bermacam-macam disesuaikan dengan tujuan yang diemban. Seperti Perkemahan Wirakarya (PW), yang diadakan dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. Sedangkan Perkemahan Bakti (Perti), diadakan dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan pembinaan, baik di gugus depan maupun di satuan karya pramuka (saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.
Ada juga yang disebut Perkemahan Antar (Peran) Saka, yang diikuti anggota satuan karya pramuka (saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan kwartir gerakan pramuka. Selain itu, untuk menguji sekaligus mengaplikasian pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas, dan survival, golongan penegak dan pandega biasanya mengadakan pengembaraan dalam bentuk penjelajahan.
Pramuka pun tak mau ketinggalan dalam memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang pesat, seperti internet. Maka, diselenggarakanlah Jamboree On The Air (JOTA) dan Jambore On The Internet (JOTI), yang merupakan pertemuan semua golongan pramuka melalui udara, bekerja sama dengan Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI) dan pertemuan Pramuka melalui internet.

0

PENEGAK DAN PANDEGA

Posted by GUDEP 193-194 IMAM BONJOL on 06.06
PENEGAK



Penegak adalah anggota gerakan Pramuka yang sudah memasuki jenjang umur 16 sampai 21 tahun.

Ada beberapa tingkatan dalam Penegak yaitu :

* Penegak Bantara
* Penegak Laksana
* Penegak Garuda

dimana tingkatan tersebut Pramuka Garuda ialah tingkatan tertinggi dalam Golongan Penegak.

10 orang Penegak disebut Sangga,dalam satu Sangga dipimpin salah seorang Penegak yang disebut Pimpinan Sangga (PINSA). Beberapa Sangga terbentuklah yang namanya AMBALAN, yang dipimpin oleh PRADANA. Didalam Ambalan terdapat struktur organisasi yang lengkap misal : Krani, Juru Uang,Juru Adat dan Anggota. Setiap Ambalan mempunyai nama yang bermacam-macam, bisa nama pahlawan, tokoh pewayangan dan lain sebagainya.

Bunyi Trisatya Pramuka Penegak berbeda dengan Trisatya Penggalang. Berikut bunyi Trisatya Penegak:

Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan negara kesatuan Republik Indonesia, menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat, menepati Dasa Darma.


Kegiatan-kegiatan PenegakKegiatan Pramuka Penegak adalah perwujudan dari sumpah di atas. Berikut ini acara-acara pertemuan Penegak:

  1. Lompat Tali (Kegiatan ini dilaksanakan di masing-masing Ambalan)
  2. Pelantikan Penegak Bantara & Laksana
  3. Gladian Pimpinan Sangga (DIANPINSA)
  4. Raimuna (Rover Moot)
  5. Perkemahan Wirakarya (Community Development Camp)
  6. Perkemahan Bhakti (sama dengan Perkemahan Wirakarya tetapi merupakan acara Satuan Karya)
  7. Jamboree On The Air (JOTA) dan Jamboree On The Internet (JOTI)

PANDEGA




Pandega adalah golongan Pramuka setelah Penegak. Anggota Pramuka yang termasuk dalam golongan ini adalah yang berusia dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun. Golongan yang ini disebut juga dengan Dewasa Muda. Kegiatannya sama saja dengan kegiatan Penegak, sehingga di kwartir ditangani oleh Dewan Kerja, yang lebih dikenal dengan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.


    0

    PENGGALANG

    Posted by GUDEP 193-194 IMAM BONJOL on 06.05




    Penggalang adalah sebuah tingkatan dalam pramuka setelah siaga. Biasanya anggota pramuka tingkat penggalang berusia dari 10-15 tahun.

    Tingkatan dalam Penggalang, memiliki beberapa tingkatan dalam golongannya, yaitu :

    1. Ramu
    2. Rakit
    3. Terap
    4. Penggalang Garuda

    Tingkatan Penggalang juga memiliki Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK) yang harus dipenuhi untuk mendapatkan kenaikan tingkat atau pendapatkan Tanda Kecapakan Khusus TKK


    Sistem Kelompok Satuan Terpisah

    Satuan terkecil dalam Penggalang disebut regu. Setiap regu diketuai oleh seorang Pimpinan Regu (PINRU)yang bertanggung jawab penuh atas regunya tersebut. Dalam Gugus depan Penggalang yang dapat berisi lebih dari satu regu putra/putri, terdapat peserta didik yang bertugas mengkoordinir regu-regu tersebut, peserta didik itu disebut Pratama (untuk putra) atau Pratami (untuk putri).

    Regu dalam penggalang mempunyai nama-nama untuk mengidentifikasi regu tersebut. Nama Regu Putra diambil dari nama binatang, misalnya harimau, kobra, elang, kalajengking, dan sebagainya. Sedangkan nama regu putri diambil dari nama bunga, semisal anggrek, anyelir, mawar, melati.


    TrisatyaJanji Pramuka Penggalang (Trisatya) berbeda dengan Siaga dan Penegak/Pandega. Berikut isi Trisatya Penggalang:

    TRISATYA Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh sungguh:

    1. Menjalankan kewajibanku kepada Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Mengamalkan Pancasila
    2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
    3. Menepati Dasa Dharma

    Dasa Dharma
    adalah sepuluh janji seorang pramuka

    DASA DHARMA
    1. Taqwa kepada tuhan yang maha esa
    2. Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia
    3. Patriot yang sopan dan kesatria
    4. Patuh dan suka bermusyawarah
    5. Rela menolong dan tabah
    6. Rajin,terampil,dan gembira
    7. Hemat cermat dan bersahaja
    8. Disiplin,berani dan setia
    9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
    10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan


    Kegiatan Pramuka Penggalang
    Kegiatan dalam tingkatan penggalang antara lain:
    1. Jambore
    2. Lomba Tingkat, adalah pertemuan regu-regu Pramuka Penggalang dalam bentuk lomba kegiatan kepramukaan. Lomba tingkat dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari tingkat gugusdepan (LT-I), ranting (LT-II), cabang (LT-III), daerah (LT-IV), nasional (LT-V).
    3. Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru), adalah pertemuan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru) dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru) Penggalang, yang bertujuan memberikan pengetahuan dan pengalaman di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinru apabila dipandang perlu.
    4. Penjelajahan (Wide Game), adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk mencari jejak (orienteenering) dengan menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi dan dibagi dalam pos-pos. Setiap pos berisi kegiatan keterampilan kepramukaan seperti morse/semaphore, sandi, tali temali dan sejenisnya.
    5. Dalam membuat peta, pramuka penggalang memiliki teknik tersendiri seperti peta pita. Peta pita dibuat oleh dua atau tiga orang yang biasanya mencatat posisi atau titik dari kompas bidik, kemudian orang yang lain akan mencatat kondisi sekitar dalam sebuah meja jalan. Meja lanan sendiri berbentuk papan seukuran kertas folio yang kemudian ditempel kertas yang digulung panjang
    6. Latihan Bersama, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dari dua atau lebih gugusdepan yang berada dalam datu kwartir ranting atau kwartir cabang mapun kwartir daerah dengan tujuan untuk saling tukar menukar pengalaman. Latihan gabungan ini dapat dilaksanakan dalam bentuk lomba, seperti baris-berbaris, PPPK, senam pramuka dan sejenisnya.
    7. Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang dilaksanakan secara reguler, untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan. Perkemahan diselenggarakan dalam bentuk Persami (Perkemahan Sabtu Minggu), Perjusami (Perkemahan Jum"at Sabtu Minggu), perkemahan liburan dan sejenisnya.
    8. Gelar (Demonstrasi) Kegiatan Penggalang, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk keterampilan di hadapan masyarakat umum, seperti baris-berbaris, PPPK, gerak dan lagu, membuat konstruksi sederhana dari tongkat/bambu dan tali (pioneering), dan sejenisnya.
    9. Pameran, adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya Pramuka Penggalang kepada masyarakat.
    10. Darmawisata, adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu, seperti museum, industri, tempat bersejarah, dan sejenisnya.
    11. Pentas Seni Budaya, adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni budaya para Pramuka Penggalang.
    12. Karnaval, adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil kreatifitas Pramuka Penggalang.

    0

    SIAGA

    Posted by GUDEP 193-194 IMAM BONJOL on 06.04




    Siaga adalah sebutan bagi anggota Pramuka yang berumur 7-10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena sesuai dengan kiasan masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia meyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.


    Kode kehormatan

    Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga ada dua, yang pertama disebut Dwi Satya (janji Pramuka Siaga), dan yang kedua disebut Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga). Adapun isinya adalah:

    Dwi Satya

    Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh

    * menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga
    * setiap hari berbuat kebajikan


    Dwi Darma

    1. Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya
    2. Siaga berani dan tidak putus asa

    Dua Kode Kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi seorang Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di masyarakat. Jadi kalau ada seorang anggota Pramuka Siaga yang tingkah lakunya tidak sesuai dengan standar moral ini, dia belum bisa disebut Pramuka Siaga seutuhnya.


    Satuan

    Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga disebut Barung dan satuan terbesarnya disebut Perindukan. Sebuah Barung beranggotakan paling banyak 10 orang Pramuka Siaga dan dipimpin oleh seorang Ketua Barung yang dipilih oleh Barung itu sendiri. Masing-masing Ketua Barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung. Sebuah Perindukan terdiri dari beberapa Barung yang akan dipimpin oleh Sulung itu tadi.



    Syarat Kecakapan

    Syarat Kecakapan Umum

    Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU). TKU dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkat, yaitu:

    1. Mula
    2. Bantu
    3. Tata

    TKU dapat dikenakan pada lengan baju sebelah kiri dibawah tanda barung. TKU untuk Siaga berbentuk sebuah janur (ini juga diambil dari kebiasaan para pahlawan dulu untuk menandakan pangkat seseorang).


    Syarat Kecakapan Khusus

    Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK). Khusus TKK tingkat Pramuka Siaga berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang masing-masing sisi 3 cm dan tingginya 2 cm. TKK dapat dipasang di lengan baju sebelah kanan membentuk setengah lingkaran di sekeliling tanda Kwarda dengan puncak menghadap ke bawah.

    Pesta Siaga adalah pertemuan untuk golongan Pramuka Siaga. Pesta Siaga diselenggarakan dalam dan/atau gabungan dari bentuk:

    1. Permainan Bersama, adalah kegiatan keterampilan kepramukaan untuk golongan Pramuka Siaga, seperti menyusun puzzle, mencari jejak, permainan kim dan sejenisnya.
    2. Pameran Siaga, adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya Pramuka Siaga.
    3. Pasar Siaga (Bazar), adalah simulasi situasi di pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga sebagai pedagang, sedangkan pembelinya masyarakat umum.
    4. Darmawisata, adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu yang pada akhir kegiatan Pramuka Siaga harus menceritakan pengalamannya, dalam bentuk lisan maupun tulisan.
    5. Pentas Seni Budaya, adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni budaya para Pramuka Siaga.
    6. Karnaval, adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil kreatifitas Pramuka Siaga.
    7. Perkemahan Satu Hari (Persari), adalah perkemahan bagi Pramuka Siaga yang dilaksanakan pada siang hari.

    1

    Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia

    Posted by GUDEP 193-194 IMAM BONJOL on 05.53

    Masa Hindia Belanda

    Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai "saham" besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepanduan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepanduan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.
    Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandsche Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.
    Organisasi Kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaansche Padvinders Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.
    Kenyataan bahwa kepanduan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hizbul Wathan" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.
    Hasrat bersatu bagi organisasi kepanduan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.
    Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan). Berkas:KBI.jpg
    PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.
    Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepanduan Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. kepanduan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katolik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).
    Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

    Masa Bala Tentara Dai Nippon

    "Dai Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepramukaan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepramukaan tetap menyala di dada para anggotanya.Karena Pramuka merupakan suatu organisai yang menjungjung tinggi nilai persatuan.Oleh karena itulah bangsa jepang tidak mengijinkan Pramuka tetap lahir di bumi pertiwi.

    Masa Republik Indonesia

    Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.
    Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
    Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
    Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepramukaan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.
    Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah.
    Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepramukaan menga-dakan konfersensi di Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.
    Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia
    Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.
    Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.
    Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.
    Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".
    Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
    Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.

    Kelahiran Gerakan Pramuka

    Sejarah Pramuka

    Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
    Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
    Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
    Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
    Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.
    Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

    Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

    Kelahiran Gerakan Pramuka

    Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
    1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
    2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
    3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
    4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

    Gerakan Pramuka Diperkenalkan

    Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.
    Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.
    Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.
    Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
    Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
    Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
    Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.
    Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.
    Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

    Oleh :FAJR SCOUT

    0

    Mengenal Lambang Pramuka, Tunas Kelapa

    Posted by GUDEP 193-194 IMAM BONJOL on 06.25
    PRAJA Muda Karana mengandung arti orang muda yang suka berkarya. Barisan pemuda yang penuh dedikasi, tangguh, mandiri, memiliki keterampilan hidup (life skills) tinggi yang bisa berguna, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Kumpulan tunas bangsa yang mempunyai watak dan budi pekerti luhur, yang bisa dijadikan tulang punggung pembangunan bangsa. Generasi muda yang diharapkan tumbuh menjadi generasi multiguna layaknya pohon nyiur yang tunasnya dijadikan lambang gerakan ini.
    Dalam lambang siluet tunas kelapa terkandung arti simbolik yang penting, berisi esensi falsafah hidup tinggi yang dapat dijadikan pegangan oleh setiap anggota Gerakan Pramuka. Lambang siluet tunas kelapa diciptakan almarhum Soenardjo Atmodipuro, seorang pejabat tinggi di Departemen Pertanian yang juga aktif membina Pramuka. Tunas kelapa telah digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961 pada panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka.
    Seperti termaktub dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 006/KN/72 Tahun 1972 tentang Lambang Gerakan Pramuka tertanggal 31 Januari 1972, terdapat enam uraian arti kiasan yang terkandung dalam lambang siluet tunas kelapa ini. Karena mempunyai arti simbolik penting, uraian tentang arti kiasan diatur sederhana supaya mudah dipahami dan diingat oleh anggota Pramuka yang sebagian besar generasi muda.
    Arti kiasan lambang Gerakan Pramuka itu adalah, Pertama, buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama yang menurunkan generasi baru. Hal itu mempunyai arti bahwa setiap anggota Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
    Kedua, buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan bagaimanapun juga. Maksudnya, setiap Pramuka adalah seorang yang mempunyai rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta mempunyai tekad besar dalam menghadapi segala tantangan dan ujian kehidupan untuk mengabdi kepada tanah air dan bangsa Indonesia.
    Ketiga, nyiur dapat tumbuh di mana saja. Hal itu membuktikan besarnya daya upayanya dalam menyesuaikan diri dengan keadaan sekeliling. Kiasan ini memiliki makna bahwa setiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana pun ia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga. Keempat, nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon tertinggi. Ini bermakna, setiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi, lurus, mulia, jujur, tetap tegak, dan tidak mudah diombang-ambing oleh sesuatu.
    Kelima, akar nyiur yang tumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan tekad dan keyakinan setiap Pramuka. Dengan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, dapat digunakan untuk memperkuat diri guna menggapai cita-cita. Keenam, nyiur merupakan pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Maksudnya, setiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri kepada kepentingan tanah air, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta kepada umat manusia.
    Selanjutnya, penggunaan lambang Gerakan Pramuka sebagai lencana dan pemakaiannya dalam sistem tanda-tanda, bendera, papan nama, dan sebagainya, diatur dalam petunjuk-petunjuk penyelenggaraan. Lambang Gerakan Pramuka juga digunakan dalam bendera Gerakan Pramuka. Dalam bendera berbentuk segi empat panjang berwarna dasar putih, lambang Pramuka diletakkan di tengah-tengah dengan warna merah.
    Makna simbolik yang penting yang terkandung dalam lambang Gerakan Pramuka seyogianya dipahami dan dihayati oleh setiap anggota Pramuka. Diharapkan, dengan pemahaman yang baik, uraian tersebut bukan semata menjadi kiasan, tetapi terpatri dalam sanubari dan direalisasikan dalam kehidupan setiap anggota Pramuka.

    0

    Olave Baden-Powell, ”Ibu Kepanduan Dunia”

    Posted by GUDEP 193-194 IMAM BONJOL on 06.20


    Lebih dari seabad lalu, tepatnya 1 Agustus 1907, eksperimen Lord Baden-Powell bersama 20 orang anak muda berkemah di Kepulauan Brownsea Inggris, menjadi tonggak sejarah cikal bakal gerakan kepanduan.

    PERKEMAHAN yang diisi berbagai kegiatan di alam terbuka sangat menarik kaum muda saat itu.
    Beruntunglah Baden-Powell saat awal-awal berdiri dan mengembangkan gerakan kepanduan mendapatkan sokongan penuh dari orang-orang terdekatnya. Sebut saja adik perempuannya, Agnes Smyth Baden-Powell, yang sangat berjasa mengembangkan gerakan kepanduan putri (Girl Guides). Lewat kerja keras Agnes dalam mengembangkan gerakan kepanduan putri, sampai April 1910 saja, sudah 6.000 remaja putri di Inggris yang tercatat menjadi anggota Girl Guides.
    Selain Agnes, orang yang dengan setia mengembangkan gerakan kepanduan ke seluruh dunia adalah Olave Baden-Powell atau lebih dikenal dengan sebutan Lady Baden-Powell yang tak lain adalah istri Lord Baden-Powell.
    Olave terlahir dengan nama Olave St. Clair Soames, 22 Februari 1889, di Chesterfield, Derbyshire, Inggris. Olave pertama kali bertemu dengan Robert Baden-Powell, Januari 1908 di atas kapal penumpang Arcadia dalam perjalanan ke New York saat Baden-Powell memulai lawatan kepanduan dunia. Walau pertautan usia yang cukup jauh (Olave 23 tahun, Baden-Powell 55 tahun) setelah beberapa tahun menjalani hubungan, mereka akhirnya menikah 30 Oktober 1912. Pernikahan ini sempat menjadi sensasi internasional. Maklum, saat itu Baden-Powell merupakan tokoh yang sangat populer dan menjadi anutan. Hal itu juga menimbulkan kegelisahan di kalangan 100.000 anggota kepanduan putra. Mereka berspekulasi pernikahan ini akan membuat Robert Baden-Powell berhenti menjadi pemimpin pandu dunia yang akhirnya menghambat perkembangan gerakan kepanduan.
    Namun, spekulasi tersebut tak terbukti. Olave yang dinikahi Baden-Powell ternyata sangat mendukung suaminya mengembangkan gerakan kepanduan. Bahkan Olave turut berkecimpung langsung sehingga gerakan kepanduan tumbuh pesat menjadi kegiatan yang digemari kaum muda di seluruh dunia. Visinya terhadap organisasi ini membuat gerakan kepanduan putri berkembang menjadi organisasi khusus putri dan wanita terbesar sepanjang sejarah. Karena hal itu pula, kalangan kepanduan sepakat menyebutnya "Mother of Millions".
    Olave mulai tertarik dan berkiprah di dunia kepanduan pada tahun 1914 atau 2 tahun setelah menikah dengan Baden-Powell. Pada tahun 1917 Olave dipercaya menggantikan posisi Agnes Baden-Powell sebagai Presiden Kepanduan Putri Inggris. Pada tahun 1918, Olave mendapatkan penghargaan gold Silver Fish, penghargaan tertinggi kepanduan putri Inggris dan hanya baru 2 kali diberikan (yang kedua adalah Betty Clay pada tahun 1995). Kemudian, pada tahun 1930, Olave diangkat menjadi pemimpin kepanduan putri dunia.
    Sepanjang hayatnya, ia telah melakukan perjalanan lebih dari setengah juta mil, mengerahkan segala kemampuannya demi kemajuan gerakan kepanduan. Mungkin dialah salah seorang wanita yang paling sering melakukan perjalanan di dunia ini. Bayangkan saja, kurang lebih 111 negara telah ia kunjungi. Saat menginjak usia 80 tahun pun (1969), ia masih aktif berkunjung ke berbagai negara. Namun, perjuangan gigihnya ini harus berakhir setelah pada tahun 1970 karena dokter mendiagnosisnya menderita diabetes akut dan harus mengakhiri petualangannya. Olave tutup usia 25 Juni 1977 di Bramley Surrey Inggris pada usia 88 tahun atau 36 tahun setelah meninggalnya Robert Baden-Powell (8 Januari 1941) di Nyeri, Kenya.***
    Penulis, pencinta Gerakan Pramuka.
    sumber: pikiran rakyat (28/03/2008)

    0

    MENJADI SEORANG PEMBINA PRAMUKA YANG BAIK

    Posted by GUDEP 193-194 IMAM BONJOL on 06.18

    E-mail

    Membangkitkan kembali Gerakan Pramuka diperlukan kemauan yang keras dan kemampuan yang memadai dari para pembina. Gairah dan semangat para pembina yang akan menularkan semangat berikutnya, sehingga bisa meningkatkan citra dan pamor Gerakan Pramuka.
    MESKIPUN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mencanangkan revitalisasi Gerakan Pramuka, jika para pembina tidak memiliki semangat mengembangkannya, maka pencanangan itu menjadi sia-sia.
    Tapi bagaimanapun, SBY telah menabuh lonceng bagi kebangkitan Gerakan Pramuka di Indonesia. Sebagai patriot bangsa, saatnyalah Pramuka bangkit dari tidur ayamnya, kemudian bersih diri dan kembali bekerja meraih kejayaan Indonesia yang gemilang.
    Dalam mengupayakan kegiatan Pramuka yang bermutu, menantang, menyenangkan, serta diminati dan digemari oleh kaum muda, ada beberapa hal penting yang perlu dikemukakan. Mengutip buku berjudul Tuntunan Membina Penegak Lengkap karangan Sudarmo Darjosudiro mudah-mudahan dapat dijadikan salah satu acuan dalam membina Pramuka.
    Menurut Sudarmo, membina adalah tugas pokok seorang pembina Pramuka yang dilaksanakan secara sukarela dan terus-menerus. Oleh karena pendidikan kepramukaan itu tujuan akhirnya adalah watak --yakni watak manusia Indonesia yang bemoral Pancasila-- maka pembinaan itu harus benar-benar dirasakan oleh setiap individu Pramuka. Pembinaan individu tidak akan berhasil kalau dilaksanakan secara paksa dan massal.
    Membina sendiri artinya melaksanakan upaya pendidikan, baik formal maupun nonformal secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan penuh tanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, serta selaras. Membina juga dilakukan dengan menambah pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat, kecenderungan/keinginan serta kemampuan-kemampuan. Pramuka, sebagai bekal untuk selanjutnya atas prakarsa sendiri menambah, meningkatkan, dan mengembangkan diri di lingkungan sesamanya, maupun lingkungan masyarakat. Dengan demikian diharapkan tercapai martabat, mutu, dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi yang mandiri.
    Syarat yang perlu dimiliki oleh pembina Pramuka antara lain, (1) Setuju terhadap Anggaran Dasar (AD) Gerakan Pramuka; (2) Seorang yang kuat keyakinan agamanya; (3) Mengerti, berpedoman, bertindak sesuai dengan Pancasila, seperti tercantum dalam UUD 1945 serta setia terhadap UUD 1945 dan Pancasila; (4) Seorang yang berkemauan kuat, berkemampuan memadai, mau dan mampu membina serta bergerak di lingkungan anak; (5) Sopan, ramah, dan berpendirian tegas, serta memiliki kesabaran; (6) Mempunyai kemauan dan kemampuan untuk selalu menambah pengetahuan anak didik; (7) Dapat mengikuti perkembangan suasana sekitarnya, masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat seluruh tanah air Indonesia, dan perkembangan dunia; (8) Sanggup menyediakan waktu untuk tugas membina; (9) Mempunyai banyak bahan-bahan dalam cerita, permainan, dan nyanyian; (10) Mempuyai kecakapan untuk membina; (11) Mau dan mampu meng-up grade diri, misalnya mengikuti kursus-kursus yang diselenggarakan Kwartir Cabang, Kwartir Daerah, maupun Kwartir Nasional, tingkat mahir, aplikasi, maupun ahli; (12) Mau menerima saran dan pendapat, meskipun dari seorang yang lebih muda usianya; (13) Mempunyai kecakapan praktis dan teknis dalam bidang kepramukaan; (14) Mempunyai tabiat/riwayat hidup yang baik untuk dapat diserahi tugas dan tanggung jawab memimpin anak-anak; (15) Harus gemar akan hidup di alam terbuka (dalam perkemahan); (16) Harus mempunyai sifat-sifat yang ada pada seorang guru atau pendidik; (17) Harus berpandangan luas, tidak sempit, atau picik; (18) Banyak kreasi, variasi, dan inovasi; (19) Dan tidak tersangkut dalam organisasi terlarang.***
    Penulis, guru SMA Pasundan 8 Bandung dan guru SMA Pasundan 7 Bandung, Pembina Pramuka Penegak.

    0

    Kelahiran Gerakan Kepanduan

    Posted by GUDEP 193-194 IMAM BONJOL on 06.14

    Gerakan ini dimulai pada tahun 1907 ketika Robert Baden-Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania raya, dan William Alexander Smith, pendiri Boy's Brigade, mengadakan perkemahan kepanduan pertama di kepulauan Brownsea, Inggris.
    Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika Baden-Powell dan pasukannya berjuang mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, dari serangan tentara Boer. Ketika itu, pasukannya kalah besar dibandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya, sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara sukarela. Tugas utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting; misalnya mengantarkan pesan yang diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota militer di kota tersebut.
    Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell dapat mempertahankan kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah lencana. Gambar dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari gerakan Pramuka internasional.
    Keberhasilan Baden-Powell mempertahankan kota Mafeking membuatnya dianggap menjadi pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Aids to Scouting (ditulis tahun 1899), dan menjadi buku terlaris saat itu.
    Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah buku karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, seorang keturunan Inggris-Kanada yang tinggal di Amerika Serikat, sering mengadakan pertemuan dengan Baden-Powell dan menyusun rencana tentang suatu gerakan pemuda.
    Pertemuannya dengan Seton tersebut mendorongnya untuk menulis kembali bukunya, Aids to Scouting, dengan versi baru yang diberi judul Boy's Patrols. Buku tersebut dimaksudkan sebagai buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika itu. Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia mengadakan sebuah perkemahan untuk 21 pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea, Inggris. Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli atau patrol system dalam bahasa Inggris) menjadi kunci dari pelatihan kepanduan yang dilakukannya. Sistem ini mengharuskan para pemuda untuk membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian menunjuk salah satu diantara mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut.
    Setelah bukunya diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan sukses, Baden-Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur Pearson untuk mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut, dibuatlah sebuah buku berjudul Scouting fo Boys, yang saat ini dikenal sebagai buku panduan kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi pertama.
    Saat itu Baden-powell mengharapkan bukunya dapat memberikan ide baru untuk beberapa oraganisasi pemuda yang telah ada. Tapi yang terjadi, beberapa pemuda malah membentuk sebuah organisasi baru dan meminta Baden-Powell menjadi pembimbing mereka. Ia pun setuju dan mulai mendorong mereka untuk belajar dan berlatih serta mengembangkan organisasi yang mereka dirikan tersebut.
    Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell semakin kesulitan membimbing mereka; Ia membutuhkan asisten untuk membantunya. Oleh karena itu, ia merencanakan untuk membentuk sebuah pusat pelatihan kepemimpinan bagi orang dewasa (Adult Leadership Training Center). Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat London dibeli sebagai lokasi pelatihan tersebut. Ia pun menulis buku baru yang berjudul Aids to Scoutmastership dan beberapa buku lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam buku berjudul Roverinng to Success for Rover Scouts pada tahun 1922.
    Sumber Wikipedia Indonesia

    SALAM PRAMUKA

    Pengikut

    Jam Dunia

    Copyright © 2009 GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN 193-194 IMAM BONJOL STAIN PALANGKARAYA All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.